Tante*, jadi perempuan ga usah munafik deh. Bilang aja kalo Tante juga pengen jadi perempuan yang menarik. Siapa sih yang ga pengen jadi perempuan cantik, langsing dan 'gaul'? Alasan itukah yang membuat Tante jadi super galak dan sinis terhadap saya?
Kata siapa 'nerd people' ga demen nge 'bully' orang? Mungkin yang lebih sering terjadi adalah 'beautiful people' (chasingnya doang) yang lebih suka mengejek dan meremehkan orang biasa. Yah, Sa yah? Eh, bukan maksud nyindir Aisa (seorang sahabat baik Devina), tapi gw juga pernah kok Sa, dibilang 'tampang loe jijikin banget' sama seorang temen kita Sa (curhat colongan ceritanya). Yah, mungkin maksudnya bercanda, tapi setelah dia ngomong begitu, gw dengan suksesnya menangis tersedu-sedu di kamar.
Tante memang pintar, berpengetahuan luas dan rasa percaya dirinya juga luar-biasa. Kalau saya berpendapat, dia akan menganggap saya 'sok tahu'. Saya sudah sering ke tempat itu, saya baru saja melihat peristiwa itu, saya adalah saksi mata dan saya yang mengalaminya sendiri. Tapi tampaknya jawaban Tante yang lebih tepat. Dan saya lebih memilih diam.
"Rambut indah"
"Jari lentik"
"Betis mulus"
"Feminine"
Itu pendapat Tante tentang dirinya sendiri, yang sering dia ucapkan kepada teman-teman di sekelilingnya. Pentingkah? Kalau misalnya saya bilang "Engga ah, kenyataannya tidak seindah yang dikatakannya." Bukankah kedudukan saya akan sama seperti teman saya, yang menyatakan sebuah kenyataan tentang saya dengan gamblangnya. Jijik! Dan sepertinya posisi sayapun tidak tepat, saya tidak 'indah'. Penampilan luar saya biasa saja, kalaupun satu saya ditaruh di antara seratus perempuan dalam satu ruangan, kalian pasti susah menemukan saya, saking biasanya saya :D Apalagi 'daleman' saya, maksudnya inner/ hati, yang ini lebih buruk rupa lagi. Kenapa? Yah, kalau hati saya cantik, saya ga akan bikin tulisan ini :p
Kata siapa 'nerd people' ga demen nge 'bully' orang? Mungkin yang lebih sering terjadi adalah 'beautiful people' (chasingnya doang) yang lebih suka mengejek dan meremehkan orang biasa. Yah, Sa yah? Eh, bukan maksud nyindir Aisa (seorang sahabat baik Devina), tapi gw juga pernah kok Sa, dibilang 'tampang loe jijikin banget' sama seorang temen kita Sa (curhat colongan ceritanya). Yah, mungkin maksudnya bercanda, tapi setelah dia ngomong begitu, gw dengan suksesnya menangis tersedu-sedu di kamar.
Tante memang pintar, berpengetahuan luas dan rasa percaya dirinya juga luar-biasa. Kalau saya berpendapat, dia akan menganggap saya 'sok tahu'. Saya sudah sering ke tempat itu, saya baru saja melihat peristiwa itu, saya adalah saksi mata dan saya yang mengalaminya sendiri. Tapi tampaknya jawaban Tante yang lebih tepat. Dan saya lebih memilih diam.
"Rambut indah"
"Jari lentik"
"Betis mulus"
"Feminine"
Itu pendapat Tante tentang dirinya sendiri, yang sering dia ucapkan kepada teman-teman di sekelilingnya. Pentingkah? Kalau misalnya saya bilang "Engga ah, kenyataannya tidak seindah yang dikatakannya." Bukankah kedudukan saya akan sama seperti teman saya, yang menyatakan sebuah kenyataan tentang saya dengan gamblangnya. Jijik! Dan sepertinya posisi sayapun tidak tepat, saya tidak 'indah'. Penampilan luar saya biasa saja, kalaupun satu saya ditaruh di antara seratus perempuan dalam satu ruangan, kalian pasti susah menemukan saya, saking biasanya saya :D Apalagi 'daleman' saya, maksudnya inner/ hati, yang ini lebih buruk rupa lagi. Kenapa? Yah, kalau hati saya cantik, saya ga akan bikin tulisan ini :p
Yah elah teman, gw cuma pengen jadi diri gw sendiri. Ga usah sirik-sirikan gitulah. Dah kaya anak kecil aja, gw punya elo ga punya, terus elo kepengen juga, karena ga dikasih jadinya ngambek deh.
*tipikal tante-tante gituh deh, tapi bukan tante asli saya :p