Jumat, 30 Januari 2009

Maunya Apa Sih?!


"Eh, tiba-tiba kok gw pengen makan cake yah."
"Mau nyari toko roti Ya?"
"Hem, boleh. Ke Cake Story aja yuk."
"Ya, bukannya di sana mahal yah cake nya? Engga apa-apa tuh?"
"Yah, liat-liat aja dulu."

Setelah berjalan kaki lima belas menit, sampailah kita di Cake Story.

"Ini, kayanya enak deh." Aya menunjuk salah satu cake yang dipajang.
"Coba aja Ya." Aya bergerak ke arah lain.
"Wow, liat deh cokelatnya." Aya terkesima menatap double choco cake.
"Engga dicoba Ya?"
"Ugh, pengen sih, tapi harganya ga worth it deh." Aya memasang tampang serius sejenak dan berpindah tempat lagi.
"Cheese cake nya mantab!" Aya berseru setelah melihat cheese cake yang menggoda itu.
"Tapi kok lebih mahal dari Breads yah?" Aya pun berpindah lagi.

Setelah kita memutari seluruh stand Cake Story, perjalanan kita pun berakhir di ujung pintu keluar. Si Mba' yang dari tadi mengikuti kita pun bingung, tidak satu pun kue atau cake berhasil memikat hati Aya untuk dibeli. Bukan hanya itu, si Mba' mungkin ga tahan juga dengerin Aya komentar ini-itu, tapi kok yah ga beli.

"Aya jadinya beli apa nih?"
"Hem, males deh. Harganya mahal."
"Lah, kan elo udah tau dari awal Ya, terus elo tetep ngajak ke sini."
"Iya sih, tapi kayanya ga worth it deh."

Aduh, gw semakin ga enak aja sama si Mba' yang mengikuti kita dan Mba' yang ada di belakang cash register yang menatap kita dengan tatapan hina-dina-ga-banget.

"Worth it kok Ya, gw kan pernah beli. Enak banget Ya."
"Iya Mba' Cake Story kan license dari Amerika, bahan-bahannya juga diimpor langsung dari sana." Si Mba' ga tahan juga buat nimbrung dan meyakinkan Aya.
"Engga deh. Sayang."

Kamis, 29 Januari 2009

Akar

Satu-satu mereka hilang. Asalnya menjadi tidak jelas. Tempat tinggal pun menjadi tidak menentu. Awalnya saya masih sadar dan tahu di mana saya berada, keberadaan mereka pun masih terlacak dengan pasti. Kali ini saya bingung, di mana saya dan di mana mereka berada. Saya mencoba untuk memanggil satu per satu dari mereka. Namun, tampaknya mereka tidak menjawab panggilan saya. Berakhirlah saya, duduk termenung sendirian, menatap layar yang kosong. Kadang saya beruntung mendapatkan gambaran tentang hidup dari mereka yang saya kenal. Percakapan saya dengan Mama melalui telepon, percakapan singkat dengan teman-teman di sini, chatting dengan adik-adik saya. Hal-hal itu kadang mengingatkan saya tentang siapa saya dan mereka. Setelah itu semuanya hilang dan kembali menjadi blur. Bintik hitam-abu-abu-putih yang membaur dan mengaburkan semua. Waktu pun sepertinya sudah tidak terlacak lagi. Tahun-tahun berlalu begitu saja. Saya menjadi takut kehilangan semuanya. Saya menjadi takut ditinggalkan oleh mereka. Saya menjadi takut diri saya menghilang dan tidak menyisakan apapun. Bertahan.

Minggu, 25 Januari 2009

Senyum


Hari ini saya resmi libur. Saya menghabiskan sebagian waktu untuk bersantai. Tidak ada yang spesial, bangun siang, menonton film seri, mandi sore-sore dan window shopping yang berujung belanja juga. Cuci gudang menjelang tahun baru Imlek. Itu sih biasa. Saya menyempatkan diri mampir di Starbucks untuk 'mencicipi' produk khusus tahun baru Imlek mereka, honey orange latte. Nah, yang luar biasa adalah para barista di sana. Mereka ramah luar biasa (hanya terhadap saya?). Apa kelihatan yah, kalau saya orang asing? Setiap kali saya bersitatap dengan salah satu dari mereka (ada tiga barista perempuan di sana), pasti mereka langsung tersenyum. Haha. Kan tidak enak juga kalau senyum mereka berakhir sia-sia. Saya pun membalasnya. Yah, nyaris 45 menit saya di sana, saya sibuk berbalasan senyum dengan mereka. Keep smiling and the sun will shine :)

Rabu, 21 Januari 2009

Cenayang

Beruntungkah mereka yang bisa melihat atau mengintip ke masa depan? Saya bisa katakan itu mengerikan. Saya bukan paranormal, cenayang atau bahkan dukun. Saat ini saya diberi kesempatan untuk memperkirakan bagaimana kisah saya nantinya, melalui perjalanan seorang senior saya. Tidak aneh buat mereka yang memiliki banyak senior, dengan masalah yang mirip, mereka bisa mencontoh dari siapapun. Saya di sini, hanya punya 2 senior senegara, dan hanya satu yang benar-benar 'berlayar' dalam satu bahtera. Melalui dialah saya (mungkin) bisa memperkirakan bagaimana kiranya kisah saya nanti. Apakah saya bisa? Sehebat diakah? Tetapi apakah akan sama? Nasib dan pengalaman setiap orang kan berbeda-beda. Setidaknya saya bisa bersiap-siap dulu.

Selasa, 20 Januari 2009

Enjoy

Rencananya hari ini mau santai-santai, mungkin masuk setengah hari. Semestinya saya sudah libur sejak tanggal 17 kemarin, teman-teman sejawat saya juga sudah pulang kampung. Saya? Tertinggal di negeri orang. Mau pulang takut nanti engga balik lagi. Jadi bertahanlah saya di sini. Hari ini pun saya tidak jadi pulang cepat. Biarlah, pastinya saya menikmati hari ini :)

Senin, 19 Januari 2009

Saat Ini

Bukan lagi mengejar mimpi. Semuanya sudah merupakan kenyataan. Bukan lagi angan-angan. Kenapa kamu tidak memperjuangkan nya? Sedari dahulu kamu menginginkan nya, berusaha menggapai nya. Sekarang sudah diraih, sudah di genggaman, malah dianggap mimpi.

Berjuang. Ternyata susah juga hidup untuk saat ini. Malah mengingat-ingat masa lalu, mengharap-harap masa depan. Ayo, isi hari ini. Semangat.

Minggu, 18 Januari 2009

Serupa

Seperti jatuh cinta. Lega rasanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat. Kemarin saya memutuskan untuk masuk setengah hari saja. Siangnya saya pergi 'jalan-jalan'. Pergi mengisi kartu bus, di tengah jalan tidak lupa saya beli gorengan untuk cemilan makan siang. Saya berjalan melenggang santai, sambil senyum-senyum bahagia. Fiuh. Leganya. Sehabis itu saya kembali ke apartment, mengambil mantel yang perlu di laundry, lalu pergi lagi. Saya memutuskan untuk makan siang di Ajisen, sempat bingung antara Tian Lu Sushi, resto Korea yang baru buka atau Ajisen. Akhirnya saya ke Ajisen dengan pertimbangan, malas. Ajisen terletak di satu komplek dengan Carrefour dan tempat laundry langganan saya. Selesai makan, saya menaruh mantel, dan berakhir belanja mingguan di Carrefour. Ramai. Saya 'tersedot' di dalam putaran keramaian manusia. Saya diam dan terhenti di tengah-tengah keramaian, di mana semua orang berteriak ramai, bersemangat menghadapi tahun baru, bergegas mendorong keranjang belanjaan mereka. Saya diam, mengamati, tanpa ada rasa apapun. Selesai berbelanja, saya menyempatkan diri membeli segelas 'bubble tea' dan menikmatinya sambil berjalan pulang ke arah stasiun Metro terdekat. Oiyah, sempat berhenti sejenak untuk mengistirahatkan tangan, pegal membawa belanjaan, di bangku taman. Ternyata banyak sekali kakek-kakek dan nenek-nenek yang duduk-duduk di sana. Padahal suhu udara di luar lumayan dingin, masih di bawah 10 derajat, dan sudah lumayan sore, jam 4 an.

Sesampainya saya di apartment, saya langsung mencuci baju, menyapu, dan membereskan barang belanjaan tadi. Lumayanlah, beristirahat sejenak dari segala rutinitas.

Satu minggu sudah berlalu lagi. Berjuang (kembali) untuk minggu berikutnya.

Jumat, 16 Januari 2009

Bisa Saja

Rencana NYA selalu ada-ada saja. DIA tidak pernah berhasil membuat saya kecewa. DIA tidak pernah membuat saya bosan dengan kejutan-kejutan NYA. Ketika saya bingung, tidak tahu mau berbuat apa, DIA 'tarik' seorang anak untuk menemani saya. Kami pun bersahabat.

Rabu, 14 Januari 2009

Pilihan

Sehari lagi berlalu, masih belum sepenuhnya terbiasa, masih belum menemukan tujuan yang sebenarnya. Maunya apa sih?! Harus memulai langkah baru lagi? Atau meneruskan apa yang sudah saya pilih? Saya menjalankannya tidak dengan sepenuh hati. Jurusan pun, bukan pilihan utama. Namun, tetap saja merupakan pilihan saya juga. Katanya tunggu saya 'besar'. Eh, nyatanya waktu berjalan terlalu cepat. Sudah besarlah saya. Mana mungkin saya menunggu lagi, melihat kemungkinan lainnya, seharusnya saya bertanggung jawab penuh terhadap pilihan saya. Bukan, lagi-lagi mengadu pada ibu, kecewa katanya.

Selasa, 13 Januari 2009

Menunggu

Mungkin harus sabar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Butuh perjuangan, butuh waktu, dan butuh pengorbanan. Rasanya ingin mempercepat semua ini, biar saya segera tahu apa yang sebenarnya saya hadapi nanti. Tidak perlu menunggu-nunggu, menebak-nebak. Aku mau semua berjalan dengan cepat. Baru mulai saja, lelahnya luar biasa. Sabar. Semuanya pasti berlalu.

Minggu, 11 Januari 2009

Periode

Sudahlah. Mungkin itu kata 'pegangan' saya belakangan ini, daripada saya harus stress berkepanjangan tanpa ujung pangkal. Sudahlah, toh semuanya akan berlalu. Sudahlah, toh kita ga akan stop dan stuck di satu saat waktu. Semuanya pasti berjalan, satu hari, satu minggu, tiba-tiba sebulan berlalu. Terlalu berat buat saya, kalau harus memikirkan komitmen jangka panjang. Saya membagi-baginya menjadi durasi pendek, untuk pencapaian. Tiga hari awal (saya sudah melewatinya), seminggu berikutnya (target saya selanjutnya, bertahan untuk seminggu penuh di dalam rutinitas), menantikan Tahun Baru Imlek, dan berarti selesailah bulan Januari ini. Yah, kiranya seperti itu dulu rencana saya.

Awalnya

Mungkin ketakutan berkembang yah, atau malah menyusut? Dulu saya hanya takut pada suatu kemungkinan, disuruh jalan sendirian ke kamar mayat. Sekarang ketakutan saya jadi lebih banyak lagi. Sama mayat sih sudah tidak takut, malah mayat tidak menakutkan, dia tidak bisa membentak-bentak dan mencari-cari kesalahan kita. Sekarang saya lebih takut akan pilihan-pilihan saya sendiri. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran di negeri orang membuat saya harus berpikir berputar-putar. Ini kali keduanya saya internship di rumah sakit, tahun lalu saya melakukannya sebagai bagian dari program S1, sedangkan sekarang untuk program S2. Kesannya sama, ga enak. Tahun lalu saya masih bisa berbagi dengan 2 teman asing saya, yang satu asli Cina dan satu lagi Vietnam. Tahun ini saya menjalankannya sendirian. Baru 3 hari saya masuk, rasanya sudah bertahun-tahun. Padahal saya memang butuh-butuh bertahun-tahun untuk menyelesaikannya: 3 tahun!

Mungkin saya sudah lupa bagaimana menikmati proses dan cara sebelum akhirnya kita mendapatkan hasil yang biasanya, biasa saja kesannya.

Label

cerminan (23) daily (11) filosofi (1) fotografi (3) fragrance (3) jalan (5) khayal (10) musik (2) pandangan (4) photography (2) real (15) renungan (7) rumah sakit (6) santai (3) tuan puteri (2) waktu (6) weekend (6)