Sabtu, 08 September 2012

Pus, Pus, Meong


Duh, punya teman cantik itu 'makan hati'. Bukannya saya sirik atau bagaimana. Bisa bayangkan bagaimana setiap harinya saya selalu dibanding-bandingkan dengan dia. Ouh, ouh, ouh. Bukan berarti saya cantik juga (cuma satu orang yang bilang saya cantik dengan tulus, makasih yah, suwun mas, matur nuwun..), hanya karena saya dan dia berasal dari tempat yang sama dan latar belakang yang mirip-mirip, sehingga saya selalu 'disandingan' dengan dia. Saya dari Jakarta, dia dari Jogjakarta, sama-sama di Pulau Jawa dan ada kata 'jakarta' nya. Dari segi penampilan, jelas berbeda, wuih, jauh berbeda. Dia bagaikan bidadari cantik yang turun dari khayangan, sedangkan saya manusia biasa yang kebetulan berlabel perempuan.

"Gila, baru aja aku ketemu Ka Vana, cantik banget yah. Ramah pula."
"Iyah, beda banget sama Ka Vina, jutek."
"Ka Vana tuh asyik banget kalo diajak ngomong, rame orangnya."
"Beruntungnya kamu, aku ketemunya Ka Vina, anaknya sombong, angkuh."

Duh, saudara-saudari 'Kak Vina' itu memang orangnya pendiam dan memang dari sananya bertampang jutek, wajar kalau dia diam-diam dan 'malas' berbicara. Disuruh 'rame' dianya malah bingung, wong disuruh senyum saja susah.

Mau dibandingkan bagaimana juga, saya akan tetap 'kalah', ga level. Minder nih ceritanya? Eh, engga jugalah. Saya bersyukur kok dengan keadaan saya sekarang. Dan tentu saja saya mensyukuri keadaan teman saya yang cantik itu. Saya bangga punya teman secantik dia. Tapi saudara-saudari saya yang terkasih, bisa tidak, kalau membandingkan saya dan beliau, tengok kiri-kanan dulu. Pastikan saya tidak berada di balik pintu, di ruangan sebelah yang hanya berbatas tripleks tipis, atau setidaknya jangan tepat di belakang punggung saya. Ini namanya 'mematikan' karakter saya. Mbok yah kalau mau membandingkan carilah orang yang selevel dengan Kak-Vana-kalian-yang-maha-sempurna itu. Jangan mentang-mentang kita berdua wong Jowo, terus dia dan saya haruslah mirip. Tidak saudara-saudari terkasih, tidak semua wong Jowo itu ramah. Oiyah, saya lupa, ane anak Betawi aseli :D 

Selingan (Mom & Me)

"Mam, kalo kucing lagi hamil, muntah-muntah ga?" Saya bertanya karena memang Mi-Chan (atau temannya) kebetulan meninggalkan muntahannya di teras rumah.
"Apa?! Devina hamil?!" Si Mama menjerit histeris di ujung telepon.
"Haduh, bukan Mama. Kalo ku..cing.. hamil (menghela nafas), kucingnya muntah-muntah ga?" Sengaja saya berbicara lambat-lambat, mengeja k-u-c-i-n-g.
"Ouh, Mama pikir kamu hamil. Kalo kamu hamil, melahirkannya harus disesar dong yah?" Tidak menjawab pertanyaan, malah mengajukan pertanyaan lainnya, duh.
"Loh kok?" Sayanya pun bingung dengan pertanyaan yang tidak terduga dan tidak ada hubungannya dengan kucing, dan kenapa juga saya harus dioperasi caesar. Sebenarnya ke manakah arah pembicaraan si Mama?
"Iyahlah, kamu kan udah tua. Kalo ngelahirin normal terlalu beresiko. Hahaha.." Hah? Jawaban yang tidak nyambung dari si Mama. Memangnya berapa usia saya sekarang, sudah lewat tiga puluh tahunkah? Sehingga akan beresiko jika hamil dan melahirkan pada usia yang relatif tidak muda lagi.  
"Eh.. Emang hamil itu berapa lama Mam?" Dengan bodohnya saya bertanya.
"Sembilan bulan lah. Masa kamu ga tau." Yah, kisaran kehamilan cukup bulan adalah 37-42 minggu. Apakah bisa kehamilannya menjadi bertahun-tahun (amit-amit jabang bayi)? Karena usia saya sekarang belumlah 30 tahun, kalaupun saya hamil sekarang atau tahun-tahun ke depan nanti, dari segi usia masih bisa dibilang tidak beresiko kok :)
"Loh kok, aku dibilang beresiko Mam?" Masih dengan tanda-tanya besar, kenapa Mama berkesimpulan begitu. 
"Yah iyahlah Deph, yang sekarang hamil kan kucing kamu, bukan kamu. Kalo kamu mah, Mama ga tau deh kapan. Hahaha.." Mama tergelak di ujung telepon.
Jleb, jleb, jleb (masih berlanjut 'jleb' nya)...

Yah Mam, langsung to-the-point aja deh, intinya: kapan anakmu ini menikah dan 'mempersembahkan' cucu-cucu cantik dan ganteng (ngarep) untuk Mama bukan? Yah, yah, yah, sabar yah Mam.

"Deph!" Tebak, siapa yang menelpon saya?
"Iyah Mam.." Yup, siapa lagi kalau bukan si Mama.
"Tangan Mama gatel Deph." Suara Mama berubah serius.
"Mama habis pegang apa memangnya?!" Sayapun panik, mulai terpikir slogan 'cuci tangan sebelum makan'. Maklum, si Mama agak-agak malas mencuci tangan, biasanya beliau hanya mengelapkan tangannya di celana atau bajunya.
"Engga habis pegang apa-apa kok." Ouh oukeh, saya mulai bingung.
"Terus?" Saya berusaha mengorek informasi lebih jauh lagi.
"Kalo tangan kanan kan mau dapet rejeki, kiri mau bagi-bagi rejeki. Tapi ini dua-duanya Deph!" Nada panik mulai terdengar di ujung telepon. 
"Jadinya rejekinya double dong Mam?" Menurut saya dan Mama, gatal pada telapak tangan kanan adalah tanda-tanda mau mendapatkan rejeki mendadak. Sedangkan gatal pada telapak tangan kiri juga berarti mendapatkan rejeki, tapi berlebih. Sehingga kita wajib membaginya dengan orang lain. Intinya kiri-kanan sama-sama dapat rejeki, ga mau rugi ceritanya ;p
"Kalo itu amin dah. Tapi bukan itu kayanya Deph.." Hem, seperti biasa, 'mau dibawa ke mana pembicaraan kita, kalau kau terus menunda-nunda, dan tak ada jawaban yang pasti, antara kau dan aku..' (original song by Armada Band, Mau Dibawa Kemana).
"Jadi Mama maunya apa?" Lanjut bernyanyi (dalam hati) 'tolong dengar aku dan jawab pertanyaanku..'
"Hem, kayanya Mama mau nimang-nimang cucu deh. Hehehe.." Mama terkekeh di ujung telepon.
"Eh.." Sayapun sukses dibuat melongo. O.

Yup, tapi ternyata firasat Mama terbukti benar, sebulan kemudian (lama banget yah) kucing Mama, si Pus beranak. Bukan satu atau dua, tapi empat sekaligus! Selamat yah Mam, eh, maksudnya selamat yah Pus :D

Ini Mi-Chan, kucing tetangga yang memutuskan pindah rumah
dan 'mengadopsi' saya sebagai tukang-kasih-makan barunya.


Kamis, 17 Mei 2012

Restricted/ Dewasa*


"Kak, oral seks itu kaya apa yah?" Matanya yang besar menatap saya lurus-lurus, polos, tanpa disertai satupun ekspresi aneh di wajahnya.
"Hah?! Maksud kamu?" Sedangkan saya kaget setengah hidup, tiba-tiba ditanya begitu. Apalagi di tengah-tengah diskusi kelompok.
"Iyah Ka, maksudnya mulut ke mulut atau bagaimana?" Lagi dengan tatapan polosnya dia menatap saya lekat-lekat.
Nah loh! Bagaimana saya harus menjelaskannya (dengan bisik-bisik di antara kerumunan teman-teman lainnya)?

Yah, yah, yah. Memang pada saat itu saya dan teman-teman lainnya sedang membahas penyakit-penyakit infeksi menular seksual (IMS), jenis-jenis sifilis, gonore, dan teman-temannya. Yah memang ada hubungannya, pertanyaan teman saya itu dengan topik diskusinya. Tapi, tapi, tapi saya dan dia bukan lagi anak SMA, melainkan mahasiswi tingkat akhir suatu perguruan tinggi negeri. So sad but true :|

(mulut)+(mulut)= ciuman bukan sih???

Sebenarnya agak ngeri saya mendengarnya, ironis saja, kita boleh tahu dan mengerti apa itu penyakit-penyakit menular seksual dari A sampai Z, tetapi kita tidak benar-benar tahu hal-hal dasar mengenai 'seksual' nya itu sendiri. Eh, eh, eh. Bukan berarti saya expert dalam hal ini. Saya juga minim pengetahuan mengenai hal-hal di atas. Tiiit. *sensor 

Beberapa teman dekat saya (yang sama-sama 'menderita' di China) pasti tertawa guling-gulingan membaca pernyataan saya di atas. Eh, maksud loe?! 

Bener deh teman-teman, pendidikan seks dini itu penting. Yah bukannya untuk segera dipraktekkan atau bagaimana. Sekedar tahu dan untuk langkah penanggulangan aja. Ga ada salahnya toh? Daripada dibohongi orang atau terlambat tahu :) Duh Dev, gaya bicara loe dah kaya seks expert therapist gitu (channeling dr. Boyke) :p

"Dev, cara pake kondom gimana sih?" Bagaimana hayoh? Kalo misalnya di search di Google atau di Youtube ada ga yah? Hahaha (ada tau, di Wikipedia aja ada). Tapi pertanyaan ini wajar, karena ditanyakan waktu awal-awal saya masuk kuliah. Kira-kira masih belasan tahun lah usianya (akhir-akhir, kalo ga delapan belas yah sembilan belas). Bersyukur saya SMA di sekolah khusus perempuan, yang entah bagaimana, kami mendapatkan penjelasan tentang kegiatan biologis ini secara gamblang dan lumayan mendetail. Kami boleh bertanya sepuas-sepuasnya, seaneh-anehnya atau bahkan sepolos-polosnya sampai-sampai petugas penyuluhannya kipas-kipas 'kegerahan' sambil terus-menerus menelan ludah. 

Hei kamu, yang pernah bertanya perihal alat kontrasepsi berbahan latex ini, apa kabar? Pasti sekarang sudah tahu dong jawabannya dan prakteknya secara langsung. Hoho. Wajarlah, kan sudah menjadi Mrs. Someone ;) 


Tidak ada hubungannya antara gambar ilustrasi dengan cerita, saya suka aja :)

Tulisan ini dibuat sebagai 'pengganti' tugas saya menelaah lebih lanjut penyakit gonore, seandainya saja bisa, pasti tugas itu sudah selesai sejak dulu :p (info ga penting).

*Anak-anak di bawah 17 tahun, please jangan dibaca yah (pemberitahuan yang terlambat).

Minggu, 29 April 2012

The Curious Case (not for) Benjamin Button


Untuk seseorang yang beberapa hari ini mengintip-intip isi hati saya (melalui tulisan-tulisan di blog ini). Cie, ada yang ngerasa tuh. Hahaha. Hello, stranger! :D


Beijing, 19/08/2011
“You must be eighteen years old!”
“Yeah, you take this trip as your graduation achievement, before you spend your whole time in college, right?”
“Brave girl.” The three of them nod their heads.
“So, you can’t go with us to that White House Club.”
“If you’re twenty one, we can drink together. Hahaha..” 

Tiga orang lelaki berkebangsaan Amerika, Inggris dan Argentina. Tiga-tiganya mengaku berusia ‘thirty-something’, bertampang charming dan care. Satu bekerja di kilang minyak di Texas, satu bekerja kantoran di Inggris dan saya lupa apa pekerjaan si cowo Argentina itu. Kenapa menurut saya mereka care (atau jangan-jangan mereka pedophile yah?!)? Yah iyalah, kalo engga care, ngapain juga mereka mengajak saya, yang menurut mereka baru berusia belasan tahun, bergabung dengan mereka yang secara sudah 'om-om' dan berbincang-bincang panjang-lebar (yang mostly tentang mereka, duh). Mereka bilang, mereka merasa kasihan melihat saya yang berkeliling gedung pertunjukan akrobat sendirian dengan tas ransel dan kamera. Menurut mereka, saya tampak tersesat. Hahaha. Padahal saya sedang mencari-cari sudut menarik untuk difoto sambil menunggu pertunjukkan dimulai. Akhirnya, mereka memanggil dan mengajak saya bergabung di lounge khusus untuk bule-bule di lantai dua gedung pertunjukan. 

“How can a little girl like you choose China as your trip destination?”
“Don’t you feel afraid? Because nobody can speak English here?”
“Eh, are you Chinese?”

Om-om maaf yah, umur saya bukan delapan belas tahun, bukan baru lulus SMA dan bukan native-Chinese. Dan setahu saya, umur legal yang diperbolehkan untuk mengkonsumsi alkohol di China adalah delapan belas tahun. Jadinya mau umur saya ‘masih’ delapan belas atau dalam umur saya yang sebenarnya, saya tetap diijinkan 'minum-minum'. Yah, tapi pada saat itu saya lebih memilih kembali ke hotel dan tidur. Capek, seharian keliling kota. Oiyah, sampai akhir perjumpaan saya dan om-om itu, mereka tetap tidak tahu berapa umur saya. Sedangkan saya tahu, kalau satu dari mereka akan menikah, satu dari mereka ingin menginventasikan uangnya di bidang properti dan yang satunya lagi masih belum mau menikah karena mengaku masih suka hura-hura. 


As an illegal tour guide/ translator :D

Oiyah, om-om nya ga ada di foto ini. Saya takut mau foto sama om-om nya, takut mereka ge-er. Soalnya sepanjang perbincangan saya dan mereka, ketiganya selalu membangga-banggakan diri. How great their country comparing to China, how handsome they are in person (ini beneran, karena satu-satu dari mereka tanya ke saya: saya gantengkan, saya macho kan, pasti kamu terkesima dengan tampang saya yah), dan how-how lainnya. Lihat dua cowo bule di atas? Mereka berkebangsaan Jerman, satu dari Jerman Barat dan satu dari Timur. Mereka juga salah menduga umur saya.

What?! You are not nineteen or twenty like us?
We thought, you are on summer break like us. 
Oops. Sorry boys, actually I'm a lot older than you are (lebay) :p

Duh, maap yah kalo ada yang tersinggung, tiba-tiba teringat pengalaman saya waktu backpacking di China dan ceritanya mirip-mirip kejadian sekarang-sekarang ini ;)


Sekedar Selingan:

"I am 16 going on 17
I know that i'm naive
Fellows I meet may tell me I'm sweet
And willingly I believe

I am 16 going on 17 innocent as a rose
Bachelor dandies
Drinkers of brandies
What do I know of those"

(Leisl on Sound Of Music movie, Sixteen Going On Seventeen)

Yang baca ini pasti pengen nabok saya (atau paling engga jadi eneg dan pengen muntah), wake up little girl, ingat umur nak! :D





Sabtu, 18 Februari 2012

Sabtu Subuh

Semenjak sore kemarin, sehabis mandi, mataku tak berhenti-hentinya berkedut. Ah, ada masalah apalagi ini, pikirku. Atau mungkin memang hanya efek dari sisa sabun cuci muka yang tanpa sengaja masuk ke mata. 

Kau baringkan aku di sampingnya. Dia tertidur nyenyak. Ranjang masa kanak-kanakku. Aku ingat betul, rangka kayu jati berpelitur cokelat tua mengkilap. Bertepian rendah, dan berkasurkan kapuk, bukan busa apalagi pegas. Di ranjang besar dan lebar itu, dia tertidur lelap. Muda dan belia. Dia tersenyum manis dalam tidurnya.

Aku dan teman kecilku, terbaring gelisah di kedua sisinya. Teman kecilku, terus-menerus meremas-remas gelisah ujung bantal guling yang dipeluknya. Aku, berkali-kali menahan kedua tanganku untuk tidak  menyentuh dan membelai wajahnya. Aku takut dia terbangun. 

Sayup-sayup terdengar burung berkicau, diikuti kokokan ayam jantan, adzan Subuh pun berkumandang dari kejauhan. 

"De, kita harus pergi.." Aku tarik tangan teman kecilku.
"Tapi aku mau di sini." Bisikannya terdengar sengau. Aku tepiskan tangan kecilnya yang berusaha menarik baju dia yang tertidur lelap.
"Jangan De.." Aku menyentak tangannya, dan menariknya ke arahku.
"Ayo De, kita harus bergegas, sebelum dia terbangun." Aku panik. Aku segera bangkit berdiri, dan menghampiri teman kecilku, membantunya mengenakan sepatunya dan mengemasi barang-barangnya yang berserakan di atas kasur. 
"Aku mau tetap di sini." Teman kecilku merajuk, digoyang-goyangkan kedua kakinya dengan tidak beraturan ketika aku memasangkan sepatunya. 
"Tidak bisa De, waktu kita habis. Ini bukan tempat kita. Kita harus pergi, sekarang!" Tetap dalam bisikan aku menghardik teman kecilku, karena tampaknya dia tidak mau beranjak dari atas tempat tidur. Sambil memeluk boneka dan bantal gulingnya, dia terus-menerus menatap nanar sesosok dia yang tertidur, yang kali ini mulai bergerak perlahan-lahan.
"Ka.." Teman kecilku mulai meneteskan air matanya, namun dia tetap tidak beranjak. Segera, aku angkat dia, aku berdirikan dia di samping ranjang jati. Bergegas aku meraih tas ranselku, yang untungnya tidak aku buka sama sekali. Akupun menarik teman kecilku, berlari melewati pintu kamar. Dia yang tertidur mulai bergerak gelisah.
"Mom, I love you.." Bisik teman kecilku, tatapannya tidak pernah beralih sedikitpun, ke arah ranjang jati besar berpelitur cokelat tua mengkilap. Sesekali aku menatap ke belakang, aku berusaha untuk terus menarik teman kecilku, berlari ke arah pintu yang sebentar lagi tertutup.

"Mom, I love you so much.."
"Mom, I love you so much.." 
"Mom..."

Dari celah pintu yang nyaris tertutup, aku melihat dia terbangun dari tidurnya, merentangkan kedua tangannya. Turun dari ranjang kayu jati berpelitur cokelat tua mengkilap. Dipakainya sendal jepit Swallow berwarna hijau, dia berjalan ke arah jendela bertiraikan kain putih berenda. Dia menatap pagi itu dengan penuh senyum.

"Mom, sampai jumpa lagi." Aku tutup pintu itu. Genggamanku kosong. Teman kecilku menghilang, meninggalkan sebuah ransel biru kecil di hadapanku.

Perlahan aku buka mataku, yang memang basah dan sembab. Cring. Cring. BlackBerry ku berbunyi, menandakan pesan masuk melalui BBM. 

"Deph.."

Adzan Subuh pun sayup-sayup terdengar berkumandang.


Rebuild

Senin, 16 Januari 2012

January 2012

Rasa-rasanya aku ingin menghitung mundur 100, 99, 98...
Terlewat dan terhitung 10, 9, 8...
Dan seterusnya, dan seterusnya...

Kapan majunya yah?

Counting one, two, three...
On your mark...
Get set...
Go!




Dudidudidamdam, dudidudidam, dudidudidamdam, dudidudidam :D (big smile).





Label

cerminan (23) daily (11) filosofi (1) fotografi (3) fragrance (3) jalan (5) khayal (10) musik (2) pandangan (4) photography (2) real (15) renungan (7) rumah sakit (6) santai (3) tuan puteri (2) waktu (6) weekend (6)