Jumat, 20 Agustus 2010

Ramadhan

Seorang tetua baru-baru ini memberi nasehat “Devina, janganlah kamu menjadi anak yang sombong. Tidak ada sesuatu di dunia ini yang abadi, semuanya akan kembali kepadaNya.” Saya bingung, apa yang dimaksudkan si Tetua itu. Selama ini saya menganggap diri saya adalah anak yang baik, jujur, rendah hati dan tidak sombong. Sesuai dengan salah satu ayat tata-tertib SMA saya dulu. Oiyah, saya ingin berbagi kabar gembira untuk teman-teman (yang membaca cerita ini), saya ‘mendapatkan’ kekasih baru. Cuih. Hahaha. Dia lebih tua (dari usia saya), (akan segera) mapan, (lumayan) ganteng dan pastinya kita seprofesi. Hore! Satu lagi tambahan (penting!) bonyoknya kaya dong. Hahaha. Teteup yah Dev, yang dicari yang kaya :p

“Dev, kalian berdua itu hidup di suatu lingkungan, komunitas atau apalah namanya. Dunia bukan milik kalian berdua saja. Hati-hati kalau bertindak dan berbicara.” Tumben si Mama memberikan nasehat bijak dengan bahasa yang santun, apa bulan puasa mengubah sifat si Mama yang biasanya blak-blakan, ceplas-ceplos tanpa rem yang pakem kalau berbicara. Saya menyadari sifat saya yang negatif, selalu menggerutu dan mengkritik setiap orang, karena saya beranggapan ‘tidak ada gading yang tak retak’. Ajaibnya dia yang berada di sebelah saya sekarang ini, juga bersifat mirip-mirip. Kami berdua adalah pasangan ’cynical’, dengan prinsip ‘berdua kita bisa’. Bisa mengkritik dan bisa bertahan walaupun diserang orang-orang di sekitar (sirik tanda tak mampu tuh). Hahaha.

“Satu orang sudah cukup untuk dunia, apalagi sepasang, bisa hancur dunia!” Yah, begitulah pendapat Mama terhadap kami berdua. Mama tidak tahan dengan sifat negatif kami berdua. Kok bisa? Berawal dari sebuah foto yang diunduh adik saya di laman Facebook, judulnya “My First Culinary Experience”. Bisa dibilang fotonya agak-agak blur, tidak fokus dan bentuk makanannya ehem tidak menggugah selera. Sayapun berkomentar dengan jujur sesuai kesan di atas dan ternyata my beloved partner juga berpendapat sama. Adik saya tidak terima dan mengadu ke Mama. Dan yah bisa ditebak, komentar apa yang disemprotkan si Mama kepada kami berdua.

Menurut saya pribadi, Tuhan itu adil dan bijaksana. Kalau memang tidak suka dan benci, yah tinggal membenci dan menjauh, tidak usah munafik dan pura-pura baik kepada kita berdua. “Mam, bukannya sempurna kalau kita berdua menjadi pasangan? Teman-teman tidak usah bingung harus memihak yang mana. Hahaha.” >:) “Tapi Mama lebih seneng kalo seimbang, ada yang memberi dan menerima. Jadi salah satunya bisa mendamaikan hati yang lainnya, kaya Beauty and The Beast. Biar dunia damai, aman dan tentram Devina.” Dasar si Mama, utopian sejati, maunya dunia ini damai selalu. Oiyah, langgeng-langgeng yah Dev sama pasangan barunya. Loh? Mengucapkan selamat untuk diri-sendiri? Sombong sekali. Oh, bukan. Untuk 'Devina' yang lain, yang saya ceritakan di atas.


===


PS1: Mumpung bulan Ramadhan saya meminta maaf atas kesombongan, kemunafikan dan kebohongan yang saya ciptakan di dalam cerita-cerita saya, namanya juga cerita, iyah ga? :D

PS2: Apakah seseorang yang ‘bermulut jahat’ juga merupakan pribadi yang ‘berhati busuk’? Teringat pepatah ‘lidahmu senjatamu’. Hati-hati kalau berkomentar yah Dev :p

PS3: Cerita di atas adalah ilustrasi, untuk teman-teman yang belum mengenal saya secara langsung, jangan takut, saya ga jahat-jahat banget kok ;) Kesamaan tokoh dan peristiwa tidak disengaja.

PS4: Belum muncul, baru sampe PS3 saja :D

Rebuild

5 komentar:

  1. Betulan Deph? Selamat. (Yah daripada lo selamatin diri sendiri, mending orang lain yg kasih selamat kan haha). (Ini bukan cerita fiksi kan habis P.S P.S mu jadi bikin bingung). Hahaha. Anyway, baguslah, lain kali linknya tolong foto kalian ber2 donk. :D Hahahaha.

    BalasHapus
  2. Haish Sa, kan dah dibilang ilustrasi. Kalo dibilang cerita tentang orang lain, nanti ada yang tersinggung lagi. Hahaha. Foto yah? Ntar nyari dulu yah Sa (orangnya, bukan fotonya :D) :p

    BalasHapus
  3. fotonya bagus :')
    hohoho.
    dan tulisan di blognya jg

    BalasHapus
  4. @~ marchella ~ hahaha. terima kasih :)

    BalasHapus

Label

cerminan (23) daily (11) filosofi (1) fotografi (3) fragrance (3) jalan (5) khayal (10) musik (2) pandangan (4) photography (2) real (15) renungan (7) rumah sakit (6) santai (3) tuan puteri (2) waktu (6) weekend (6)