Rabu, 18 Februari 2009

Shaman


"Gimana kalo kita.."
"Ke sana?" Jana menunjuk ke arah toko kecil berisikan pernak-pernik lucu.
"Iyah. Kok elo tau sih Jan?"
"Ah, keliatan lagi dari tampang loe." Jana tersenyum sambil menarik tangan gw ke arah toko itu.
Biru. Hijau. Biru. Hijau.
"Yang ijo bagus Dev." Tiba-tiba Jana nongol di balik pundak gw.
"Iyah nih Jan, gw bingung, biru keliatan terang tapi yang ijo warnanya lebih bagus."
"Kalo menurut gw yang ijo emang warnanya lebih bagus Dev. Lagian bukannya elo takut cepet kotor juga kalo misalnya milih yang biru?" Jana menjelaskan.
"Iyah! Kok elo tau sih Jan?"
Haha. Jana tertawa. "Gw temenan sama loe udah berapa lama sih Dev?"

'Elo gpp kan Dev?' Sms sederhana yang dikirimkan Jana semalam, tepat sebelum gw tertidur karena kecapekan nangis.

Nah, untuk kasus yang terakhir, sms itu apa Jana akan beralasan kalau dia benar-benar tahu kebiasaan gw? Atau bisa juga karena kita sudah berteman lama dan terjadilah 'kontak batin' di antara kita yah? Hem, tapi serem juga punya temen kaya Jana. Dia (kadang) bisa menebak apa yang akan kita lakukan atau katakan. Sepertinya pikiran Jana dua-tiga (atau mungkin lebih) kali lipat lebih cepat dari pikiran gw. Kadang gw kepikiran sesuatu, ide atau ingatan itu udah ada di dalam otak gw tapi kok susah banget buat dikeluarin. Nah, si Jana ini tiba-tiba bisa mengutarakan sesuatu yang mirip-mirip, nyerempet-nyerempet atau berujung-ujung ke pemikiran gw tadi. Gw ga tau deh, dia itu emang pinter banget, bisa menebak situasi, atau memang dia bisa 'masuk' ke dalam pemikiran gw yah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

cerminan (23) daily (11) filosofi (1) fotografi (3) fragrance (3) jalan (5) khayal (10) musik (2) pandangan (4) photography (2) real (15) renungan (7) rumah sakit (6) santai (3) tuan puteri (2) waktu (6) weekend (6)