Senin, 11 April 2011

Premature Intimidation = Fear?




"Deph.." Nada merajuk Mama terdengar sendu di handphone saya.
"Iyah Mam?"
"Kemaren temen kamu si Inu dateng ke tempat Mama."
"Inu siapa, Mam?"
"Katanya dia temen SD ato SMP kamu."
"Hem, Inu yah Mam.." Berusaha mengingat-ingat.
"Cowo, Mam?"
"Bukan, cewe."
"Oh, oh, oh. Kayanya aku tau deh Mam. Anaknya manis, putih, rambutnya panjang, matanya sipit, ada lesung pipitnya, pipinya mulus yah?" Masih berusaha mengingat-ingat penampakan si Inu waktu SMP.
"Iyah, iyah, iyah. Itu. Persis kaya gituh. Hahaha." Si Mama tertawa.
"Ngapain dia ke tempat Mama?"
"Nawarin kredit apa gituh.."
"Kredit?"
"Iyah, Mama ga gituh dengerin. Katanya dia kerja di bank B sekarang, karena Mama salah satu nasabah bank B, makanya dia dateng ke tempat Mama."
"Oh, hebat yah Mam. Dunia ga seberapa luas ternyata. Hahaha."
"Masalahnya bukan itu Deph.." Nada suara Mama kembali menjadi sendu.
"Sombong banget dia Deph, terus dia nakut-nakutin Mama."
"Hah?! Dia bukan debt collector kan Mam?!"
"Huahahaha. Bukanlah. Lagian ngapain juga Mama ngutang-ngutang."
"Terus dia ngapain Mama?"
"Dia bilang masa depan kamu suram." Jegeger.
"Hah?! Dia bilang gituh Mam?" Jadi ikutan panas-dingin saya.
"Yah ga gituh, tapi dia bilang kamu ga akan bisa praktek di Indo." Eh?! Si Mama diam, sayapun ikutan diam.
"Dia dokter Mam?"
"Bukanlah! Kan Mama bilang dia orang bank." Yah, walaupun saya sudah tahu jawabannya, saya hanya ingin memastikan.
"Terus?"
"Iyah, sok tahu banget yah dia. Hahaha.." Hahaha, kali ini saya ikutan tertawa bersama Mama tapi 'deg-deg' an juga.
"Terus dia cerita tentang kerjaannya di bank, jabatannya lah, apalah.."
"Hahaha.. Pantes Mama ga inget dia nawarin apa yah Mam." Saya senyum-senyum sendiri jadinya.
"Iyah, Mama ga inget lagi dia nawarin apa, yang ada Mama malah kesel. Kok bisa-bisanya dia mutusin nasib kamu di Indo, mentang-mentang dia udah kerja dan berpenghasilan sendiri." Hihihi, lucu juga dengerin Mama ngedumel tapi yang 'didumelin' justru teman dan nasib saya.
"Aku sendiri aja ga tau yah Mam, nanti aku di Indo bakal gimana." Duh, SWT banget yah nasib saya :p
"Nah, itu dia Deph! Sok tau dia!"
"Terus Mama ambil kreditannya itu?"
"Dih, ngapain. Mama juga ga butuh-butuh amat, lagian duit siapa yang bakal dimasukin ke situ? Kamu?"
Hahaha. Kali ini saya tertawa miris. Duit? Sekolah aja belom selesai-selesai :p

6 komentar:

  1. Ahahahahhahahahaha. *Err, soal debt collector itu, Deph* (berarti lo baca juga soal berita Indo ya). :D Berarti baca jg soal MD? haha :D atau Norman? :)

    Anyway, hhh, masa depan siapa yang tahu sih, Deph. :) Hhhh, tp koq lucu ya, temen lo nawarin kartu kredit sambil nakut2in nyokap? Hmm, strategi marketing apa yang dipake ya? :(

    To the bright future, Deph! :)

    BalasHapus
  2. Hahaha. Pasti bacalah Sa, kan masih orang Indo ;)

    Iyah, gw juga bingung, dia pake tehnik pemasaran apa yah? Biasanya orang nyanjung2 (bukan bermaksud minta disanjung2 :malu) dulu, biar produknya laku, lah ini malah nakut2 in. Jaman sudah berubah :no hope :D

    Yups, you too Sa. To infinity.. And beyond! :D

    BalasHapus
  3. Doeng.. Ada lagi orang lucu.. :p

    Masa depan kita ada ditangan kita :) Dan yang tahu hanyalah Tuhan.

    BalasHapus
  4. yups, setuju Feb :)

    penasaran sih sama orangnya, abis kata Mama orangnya sombong :D

    BalasHapus
  5. Yang jelas, ga berbakat jadi sales..

    BalasHapus
  6. kalo denger dari cerita Mama kayanya dia 'berbakat' menjadi boss! :p

    BalasHapus

Label

cerminan (23) daily (11) filosofi (1) fotografi (3) fragrance (3) jalan (5) khayal (10) musik (2) pandangan (4) photography (2) real (15) renungan (7) rumah sakit (6) santai (3) tuan puteri (2) waktu (6) weekend (6)