Jumat, 02 Juli 2010

Balada si Putih

Melihat jemuran itu, hati saya bertanya-tanya, kira-kira benda itu untuk konsumsi 'umum' atau pribadi yah? Si 'dia' tampak menarik dengan renda-rendanya yang memenuhi seluruh bagian, di beberapa bagian tertentu tampak tembus pandang. Kalau diperhatikan secara keseluruhan, memang bahannya minim dan ringan! Bukan katun, sepertinya satin. Untung warnanya bukan merah menyala atau hitam mengkilat. Warnanya putih. Eh, dipikir-pikir idenya boleh juga, bertentangan dengan makna putih secara umum: suci, innocent, tidak berdosa. Walaupun warnanya putih, bentuk dan penampakannya tidak menunjukkan kesan yang innocent, malah menggoda dengan keseksian dan keminimannya. Hah!

"Mam, waktu Mama seumur aku dulu, gaya pacaran Mama kaya apa sih?" Hahaha. Saya berusaha mengorek sesuatu yang tidak biasa dari si Mama.
"Mama udah ga pacaran lagi waktu seumur kamu! Emang kamu ga berasa?" Suara Mama terdengar sinis dan ketus.
"Loh, emangnya aku ikutan Mama pacaran?"
"Iyalah, kamu udah ada di perut Mama waktu Mama seumur kamu! Masa kamu ga ngerasain apa-apa sih waktu itu?" Mama aneh deh, masa iya jabang bayi yang masih dalam kandungan bisa mengingat semuanya setelah dia dilahirkan dan sudah 'besar' pula.
"Hah? Emang Mama ngapain waktu itu?"
"Lah, si Papa kan selalu noel-noel perut Mama."
"Oh, aku pikir si Papa ngapain Mama."
"Hahaha!" Si Mama tertawa panjang dan lama di telpon.
"Udah dibilang juga, waktu seumur kamu, Mama udah punya kamu. Apa masih bisa dibilang pacaran? Wajarlah si Papa bisa ngapa-ngapain Mama. Kamu itu.." Ah, ternyata maksud si Mama itu toh.
"Jadi, hem, Mama kalo pacaran ngapain aja?"
"Kadang nonton, kadang makan bareng, lebih sering sih jalan bareng."
"Ah Mama, kalo itu aku juga tau. Selain itu?"
"De-vi-na!"
"Yes Mam!" Hahaha. Saya tahu apa maksud Mama kalau dia sudah mulai mengeja nama saya.
"Don't do that, OK?" Kira-kira apa maksud Mama yah? Mmm.
"Mama tau kamu mikir apa, jangan mikir yang engga-engga deh. Jadi anak jangan jorok. Kamu sendiri yang bakal ngerasain ga enaknya nanti." Jorok? Hahaha. Lucu juga istilah si Mama.

Di luar konteks saya itu jorok atau tidak, saya masih tetap penasaran dengan kisah 'si putih' tadi. Ehem. De-vi-na! Hahaha.


NB: Ilustrasi di atas itu bukan punya saya, kebetulan nemu di ebay :D

4 komentar:

  1. Yah untung lo mengingatkan. Berhubung yang terupload pertama kali ketika membuka blog loe itu si 'putih'. Gw sempet kaget, 'wah devinaaa...'. eh ternyata, E-BAY. wakakakaka. Hahahhaa. Nyokap lo lucu juga ya :D

    BalasHapus
  2. Wohoo. Saya mah punyanya hitam dan merah Sa :D

    BalasHapus
  3. Kira apa. Kayaknya nyaman kalau dipakaim karena ada lobang-lobang di rendanya, hehehe...
    Salam,
    http://PakOsu.wordpress.com/
    http://alrisblog.wordpress.com/

    BalasHapus
  4. Bukan apa2 kok Om :) Nyaman? Masuk angin Om yang ada :D

    BalasHapus

Label

cerminan (23) daily (11) filosofi (1) fotografi (3) fragrance (3) jalan (5) khayal (10) musik (2) pandangan (4) photography (2) real (15) renungan (7) rumah sakit (6) santai (3) tuan puteri (2) waktu (6) weekend (6)