Minggu, 20 Maret 2011

S A R A (B)*

"The Girl you just called fat? She's been starving herself & has lost 15kgs. The Boy you just called stupid? He has a learning disability & studies 4hrs a night. The Girl you just called ugly? She spends hours putting makeup on hoping people will like her. The Boy you just tripped? He is already abused enough at home. There's more to people than you think. Post this as your status if you're against bullying."

Beberapa teman saya mempostkannya di wall Facebook mereka beberapa hari yang lalu. Saya pernah 'gendut' dan sekarangpun saya masih sedikit 'chubby', keluarga saya besar-besar. Apakah saya perlu menyesali keadaan saya sekarang, karena saya 'besar'? Mungkin orang-orang beranggapan saya malas berolahraga dan beraktivitas, dan yups, dugaan mereka adalah benar adanya! Hahaha.

Berhubung teman-teman saya dari sananya 'kecil-kecil', mungkin mereka tidak merasakan bagaimana 'susahnya' menjadi besar. Argh, saya jadi sirik.

"Feb, Feb, Feb. Diet."
"Iyah Deph, ini juga lagi diet."

Berisik amat sih kalian! Pergi makan ke restoran, malah ribut ngomongin 'diet, berat badan, gendut, gendut'! Capek dengernya.

Beruntunglah kalian yang memang dari sananya kecil-kecil, ga perlu takut gendut dan mungkin memang ga ada bakat gendut sama sekali. Mestinya kalian bersyukur dan bukannya terus-menerus menyindir teman yang lebih 'berisi' dibanding kalian.

Teman-teman bisakah kalian tidak menyinggung masalah berat badan dan obesitas sebentar saja? Saya tahu dan menyadari kalau saya 'besar'. Tapi masa setiap kali kalian melihat saya, yang pertama kali muncul di benak kalian adalah kata obesitas, over weight, gendut? Yah, lama-lama saya merasa jadi tidak nyaman dan insecure kalau berada di tengah-tengah kalian.

"Gede banget sih loe."
"Porsi makan 3 orang loe abisin sendiri."
"Gila, ukuran lengan loe seukuran paha gue."

Dua sahabat saya adalah penderita bulimia dan mungkin anorexia juga. Apa perlu kita menambahkan satu sahabat lagi?

"Kalau bukan teman sendiri yang menghina, siapa lagi yang bakal menyadarkan kesalahan kita?"

Itu kata-katanya. Dia menyadari sindiran kalian sudah sampai batas 'hinaan' dan untungnya dia berbesar hati, dan menganggap kalian adalah teman-teman yang baik yang menyadarkan dia. Terlebih lagi dia menganggap sebagai kesalahnya sendiri. Duh, ngeri saya mendengarnya. Teman yang baik adalah teman yang mau menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing individu tanpa menjudge berapa sih berat badannya ;)

Terus terang saya takut dengan kalian, berapa kilo lagi berat badan yang harus dia susutkan? Dulu saya merasa 'fun' kalau jalan bersamanya, karena dia memang teman 'foodie' saya, mencoba-coba makanan dan minuman baru. Sekarang? Seperti seorang pasien dengan komplikasi jantung dan diabetes, makan ini tidak bisa, makan itu dilarang. Bukan salah siapa-siapa. Memang pilihannya untuk menjalani diet ketat seperti itu, dengan alasan kesehatan tentunya. Kita bisa mengundang dia makan, dia datang, kita makan, dia hanya minum. Bukan hanya sekali, berkali-kali.

Masalah berat badan adalah masalah yang sensitif, seperti SARA. Yah, teman-teman, seperti yang pernah kalian bahas 'SARAB': suku, agama, ras, antar golongan dan berat badan. Kalian sendiri yang membahasnya tapi kalian juga yang terus-menerus menyinggungnya.

Maaf teman-teman, saya memang pengecut karena saya tidak berani mengutarakannya secara langsung. Saya malah menuliskan cerita tidak jelas di sini. Saya takut dibilang tidak 'asyik' dan dianggap sirik dengan keadaan kalian. Saya diam.

Ingat teman-teman, tidak semua orang dilahirkan dengan sempurna, hargailah orang lain, terlebih teman kalian sendiri :)


sumber: www.allposters.com

*Istilah ini dicetuskan oleh beberapa teman saya di sini, seingat saya dr. Muzakkir (atau dr. Evan mungkin) yang menambahkan B di belakangnya :)

9 komentar:

  1. Dear Devina. Terkadang gw mengerti sih maksud orang-orang bilang, 'you're fat now, aren't you'?. Ada yang bermaksud baik. Ada juga yang mungkin sekedar "menginformasikan" perubahan yang mungkin gw tidak sadari. Tapi kan wanita pada dasarnya sensitif dengan kata "gendut" dan sinonim-sinonimnya. Ada batas di mana gw pikir, well, as you know, obesity is the gateway to a lot of diseases. Tergantung bagaimana kita define obesity itu juga sih. Dan sebagai manusia yang seharusnya sadar sehat, as a friend and a physician, ada kalanya kita harus mengingatkan seseorang (dan diri sendiri) tentang health prevention dari segi berat badan (dan visceral fat yang bergelantungan di pinggang itu). Tapi yang lo singgung di SARA*B ini mungkin menurut gw sebetulnya lebih berkaitan dengan cara seseorang memberikan kritik yang membangun yah. Dan menurut gw, diet is never the good way to shed your bodyweight. Almost always fail. Lebih baik ajakan olahraga rame-rame kalau memang mau membantu diri sendiri ataupun teman-teman yak. :) I miss our running activity. :)

    BalasHapus
  2. Kepada YTH dr. Aisa (mantab euy) :D Terima kasih untuk komentarnya, yups, gue ngerti kok Sa :) Diingetin sekali-dua kali sih gpp, kalo setiap kali ketemu, ngomongnya 'gendut loe, diet, diet.' Orang yang diingetin juga udah nyadar, tapi apa iyah perlu terus-terusan dibilangin? Gue yang ga kena semprot aja, jadi berasa. Padahal elo tau sendiri, gue mah paling nyante masalah beginian :)

    BalasHapus
  3. Hahaha. Gw juga eneg koq klo setiap kali ketemu temen gw, yang dikomentarin cuma koq makin tembem sih. (walaupun dgn nada bercanda-canda). Tanduk gw jadi keluar jg. Tapi kadang hrs ngingetin jg sambil ngelus2 dada (tampah pesek aja dada g), halaah mgkn dia cm mo ngingetin aja. Sabar-sabarrrr.....! :( Jd supaya ga berantem, hrs ngambil jln, cari topik lain. tp ngerti koq mksd loe. Haha. :( Sakitt mmg.

    BalasHapus
  4. Hem, Sa, sebenernya yang mau gue ceritain di sini bukan perubahan sementara, kaya "Dev, loe gemukan yah?" Kalo itu gue malah berterima-kasih untuk komentatornya karena dia memang 'sadar' dan mengingatkan. Beberapa orang menganggap menjadi 'kecil' itu gampang, yang ada mereka terus-menerus mencetuskan 'statement' bukan lagi komentar, karena konteksnya bukan perubahan Sa, kaya "gemuk banget sih loe". Lah, dari awal emang dia udah segitu, sebelum 'diingatkan' orangnya juga udah nyadar dan sedang berusaha. Tapi berhubung kondisi setiap orang beda-beda, yah ga semudah itu. Dan kadang mereka jadiin kondisi dia (bukan hanya obesitas tapi penampilan dan juga status) sebagai bahan candaan yang keterlaluan, Sa.

    Yah, mungkin yang menjadi catatan di sini adalah sifat gue yang terlalu sensitif dan blom bisa menerima bentuk candaan mereka :)

    Semoga orang yang dicandain memang punya hati yang 'luas' jadi ga gondok sendiri ;)

    BalasHapus
  5. Hmm ya, ya. I'm sorry for that. Untuk hal-hal yang memang berkah dari sananya ya -- :) Ya, bercandaan sih juga ada batasnya. Mungkin bisa diingatkan juga pihak teman-teman yang bercandanya 'kelupaan' batasnya?

    Yah, semangat juga untuk yang dicandain. Paling enggak ada loe Deph yang bisa melihat mana yang jadi batasnya mana yang enggak (sekaligus buat jadi teman nyemangatin).

    Semoga cepat bertobat jg yang memberikan kritik :)

    BalasHapus
  6. @june_ai: Don't mind, don't mind. Eh, maksudnya? Gpp lah :) Hihihi. Terima kasih yah Aisa, untuk komentar dan 'kunjungan' bolak-baliknya yang sangat berarti buat gue ;)

    @Fabre: Wogh juga Feb :D

    BalasHapus
  7. dear devina.
    saya lebih suka jadi gemuk.
    (tp kan saya cowo...??)
    cewe gemuk is oke. asal baek.

    BalasHapus
  8. @Bung Iwan: Mau gemuk atau tidak adalah pilihan, namanya juga hidup, tapi pastinya harus selalu sehat! :)

    BalasHapus

Label

cerminan (23) daily (11) filosofi (1) fotografi (3) fragrance (3) jalan (5) khayal (10) musik (2) pandangan (4) photography (2) real (15) renungan (7) rumah sakit (6) santai (3) tuan puteri (2) waktu (6) weekend (6)