Selasa, 29 Desember 2009

Aku Ingin Begini, Aku Ingin Begitu

Ketika saya kembali ke lingkungan awal, lingkungan tempat saya dibesarkan, dalam artian keluarga bagi saya. Semuanya menjadi normal. Hal-hal jelek dalam diri menjadi hilang, detoksifikasi, netralisasi diri. Tidak seperti adik-adik saya, karakter mereka kuat, sehingga lingkungan hanya sedikit merubah mereka. Saya? Justru lingkungan atau keadaan sekitar yang membesarkan saya. Bahaya yah. Untungnya sampai saat ini keadaan sekitar saya, manusia maupun alamnya adalah baik. Bisa dibayangkan kalau faktor jahat, buruk atau negatifnya lebih banyak. Jadilah saya seorang berandal, pembangkang, atau apalah itu.

Ketika saya kembali ke rumah, rasanya nyaman. Tidak terpikir untuk memiliki kaos seharga ratusan ribu rupiah, boots kulit seharga jutaan, mantel tebal buatan luar negeri, atau tas-tas bermerk terkenal. Nyaman rasanya bisa menjadi 'saya' tanpa label dan 'tag'.

Saya selalu mengkritik teman-teman di sekitar, yang kebanyakan wanita:
"Celana loe pendek banget sih, paha loe tuh ke mana-mana", "idih, baju loe belahannya rendah banget, mo pamer yah", "ketat banget sih rok loe", "make-up loe apa-apaan tuh, menor banget" dan lain sebagainya.

Komentar yang superfisial banget yah. Ga penting. Iri yah sama penampilan (luar) mereka? Wajarlah kalau dia pake celana (super) pendek, wong pahanya putih mulus gitu. Masalah belahan (dada), suka-suka yang punya lah. Lagian loe hidup di jaman apa sih? Jaman R.A Kartini dipingit? Sekarang tuh, jaman serba terbuka, semuanya boleh dibuka selebar dan 'seterbuka-bukanya'. Tapi resiko ditanggung sendiri yah. Gw mengeluh dan mengkritik sebanyak gw bernafas. Apa sih yang sebenernya ada di dalam benak gw? Hem, gw pengen seperti mereka. Gw pengen tubuh gw langsing, meliuk indah seperti mereka. Gw pengen hidup dengan segala kemewahan seperti mereka, yang kerjaannya shopping setiap hari. Gw pengen bisa tanpa ragu-ragu berpenampilan. Kasian banget yah, sirik tanda tak mampu tuh :p

Mungkin saya memang bukan bagian dari mereka, 'out of my league', 'not my cup of tea'. Haha. Alasan. Atau mungkin saya sedang mengalami krisis kepercayaan diri? Jadinya saya ingin seperti orang-orang yang keren, seperti teman yang pintar dan bijak. Atau teman lain, yang kebetulan cantik dan seksi. Ah, apalagi ditambah koleksi sepatu, baju, tas, mobil (dibeliin papanya), perhiasan (punya mamanya) yang berlimpah itu. Memangnya ada manusia yang sempurna? Maunya sih begitu :D

Anjing menggonggong kafilah berlalu. Terserah deh, loe mau komentar apa tentang gw, terhadap sifat dan pembawaan gw, tentang penampilan gw sekarang ini. Nyatanya loe selalu 'memandang' (baca: mengamati dan membandingkan) keadaan gw, baru setelah itu mencela. Tapi apa loe ga nyadar, potongan rambut loe skarang sama seperti potongan rambut gw lima tahun yang lalu. Jijik kata loe waktu itu ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

cerminan (23) daily (11) filosofi (1) fotografi (3) fragrance (3) jalan (5) khayal (10) musik (2) pandangan (4) photography (2) real (15) renungan (7) rumah sakit (6) santai (3) tuan puteri (2) waktu (6) weekend (6)